Rasa Bete Yang Berakhir dengan Overlaugh

Hari ini sumpah sebenarnya gue bete pangkat 10, hmm..bukan. Lebih tepatnya bete pangkat tak terhingga, kalau mau ngitung limitnya silakan, monggo. nggak dipungut biaya ! hhe gretong..(alias gratis ntong)..

Dikampus agak capek bolak-balik kelas sama kantor jurusan, di papan udah ditempel daftar PA (Pembimbing Akademik ), untuk mahasiswa-mahasiswi semester 1,3,5 dst. Gue dapat PA, yang baik, cantik, keibuan dan kelembutan,:). Tapi jujur dalam hati yang paling dalam, aku punya sosok dosen lain. Aku berharap dia mau mengadopsi aku jadi anak PA nya,:0 tapi gimana yah? itu dia yang jadi masalah.

Aku selalu punya masalah penyesuain diri dengan kawan-kawan yang setia bersamaku setiap hari di kampus. Entah, aku yang nggak bisa menyesuaikan diri dengan mereka, atau mereka yang kesulitan beradabtasi denganku. sehingga sering terjadi discomunication antara kami. Entahlah tapi segala rasa bosan itu, hilang lenyap, udah ngalir disungai gangga jauh ke India. Keep Smiling..

Malam harinya di kosan, kita anak-anak kos ada arisa. capeknya, nah agak sedikit panas juga suasananya. terlibat aduh kata-kata dengan kawan kos, entahlah itu cuman bercanda atau menurut siapalah itu seriusan. Aku malah jadi tambah beteeeeeeeeeeeee,!

Aku maen ke kamar teman, ku nemuin Novelnya Ahmad Fuadi sambungan Novelnya yang pertama yaitu Ranah 3 Warna, ku ambil aja trus dibaca. udah banyak kata-kata motivasi yang gue cerna, salah satunya :

Semakin banyak yang melihat aku dengan sebelah mata, semakin menggelegak semangatku untuk membuktikan bahwa kita tidak boleh meremehkan orang lain, bahkan tidak boleh meremehkan impian kita sendiri, setinggi apapun sungguh Tuhan Maha Mendengar.


Selama ini feelingku, kayak  githu. Mirip banget dengan kalimat-kalimat itu. Aku nggak dapat dream partner, aku kejauhan dari bestfriendku..Mrs.C, tapi aku punya kawan-kawan yang baik kok disini. Dan entah kenapa yah, rasanya kok lain?? aku sendiri nggak bisa mengungkapkan kata-kata itu dengan bahasaku. Sebenarnya ku punya beberapa kakak tingkat yang menurut punya pemikiran yang sama, enak di ajak ngobrol, suka ngobrolin sesuatu yang global, tapi akunya yang terlalu merasa keakuan atau segan lah menyapa mereka. Padahal, ku pengen ngobrol..

Malam harinya pukul 20.00 WITA, aku berkumpul bersama dengan kawan-kawan kos. kita maen kartu, akunya yang bodoh banget, nggak ngerti main kartu. diajarin habis-habisan sama teman-teman. Sumpah, sampai akhir permainan, ku nggak paham-paham lebih susah dari kalkulus yang ku benci..

akhirnya ku kalah dan dapat banyak ganjaran tapi nggak papalah berakhir dengan overlaugh..