Rabu, 18 April 2012

Pengen ngetop tapi di Tembok


Tulisan ini bukan ditulis ditembok namun di bangku kuliah, lebih tepat bangku yang digandeng dengan meja. Gue duduk sambil baca Novel karya Ilana Tan "Sunshine becomes you" pas novelnya gue angkat. Mata gue terpaku liat tulisan diatas. Kasian, orangnya ngetop namun nulisnya dimeja.

Sebenarnya, setiap sekolah, kampus dan tempat-tempat umum udah penuh dengan coretan nama-nama orang. Dan lagi-lagi mereka tuh, kepengan ngetop. Kenapa gue bilang mereka kepengen ngetop ? Gue ingat sama perkataan teman gue waktu SD, "Mae, tulis namamu donk di Meja, ntar kalau kita udah lulus nama kita masih ada terus diliat sama adek-adek kelas kita." karena gue sadar dan mencintai keindahan dan dengan jawaban anak SD yang masih polos. gue jawab, "Ntar dimarahin ibu guru." gue ngebayangin wajah ibu guru gue lebih serem dari wajah mamanya sincan tapi rambutnya nggak miring sebelah tapi panjang ke belakang kok,:D

Di SMP sama SMA juga sama masih ada orang yang nyoret-nyoret tembok.Bahakan di kampus FBS gue tercinta, temboknya baru dicat, eh...anak-anak PSG yang magang berani-beraninya dia nyoret-nyoret tembok didepan mata gue, kasiang generasi muda kita tidak mencintai keindahan ! dan parahnya lagi teman kos gue ngelakuin hal yang sama, dinding kamarnya dicoret-coret pake pulpen katanya biarin aja biar ngetop Lu mae diam aja nggak usah banyak omong. Oh damn, apa sih mau mereka ? dan sulitnya mereka sulit dihentikan !!! gue pengen ngebasmi mereka kalau seandainya mereka nyamuk DBD udah gue fogging, udah dikasih pengasapan biar jadi ikan Asin. ngomong-ngomong soal coret mencoret tembok gue punya informasi sedikit, ternyata sudara-sudara sebangsa dan setanah air.

Seni Mencoret tembok sudah ada sejak zaman dahulu kala yakni dari masa primitif pada masa ini seni mencoret atau disebut graffiti digunakan sebagai sarana mitimisme dan spiritualisme untuk membangkitkan semangat baru.

Dan dikota-kota besar, graffti sering kita temukan. Gue ingat ditembok stadium kridosono Jogja *maaf kalau ingatanku salah, ada graffiti juga. waktu itu, gue sering lewat dan bertanya-tanya ini namanya apa yah? tapi sayangnya gue nggak berani nanya ?! karena gengsi :::PP hhahahaha

Namun seni graffiti dikatakan tidak mendukung keindahan tata kota dan hanya merusak tatanan kota dan dikaitkan dengan gang tertentu dan identik dengan anak Punk namun disisi lain karena ini adalah seni makanya harus dihargai juga.

Untuk, teman-teman yang hobi coret mencoret tembok, meja, kursi, lebih baik bakatnya disalurin aja ke Seni Graffiti beli pilox aja paling harganya di bawa 20ribu tapi jangan salahin gue kalau lu tabok emak lu gara-gara mencoret dinding ruang tamu. Ha ha ha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar